Ben Simmons Tak Jadi Penerus LeBron James Karena Takut Nembak

By-|

Instagram

Ben Simmons dan LeBron James
Ben Simmons dan LeBron James (nbcphiladelphia.com)

Aksi pemain muda yang bisa bersaing atau bahkan mengalahkan para pemain senior saat bertanding di NBA memang menjadi tontonan yang menyenangkan untuk para pencinta basket. Sayangnya tidak sedikit pemain muda yang malah redup sebelum mencapai masa prime atau puncak kariernya, tidak bisa menjaga performa sebagaimana awal karier mereka. Fenomena itulah yang kini boleh dibilang terjadi pada Ben Simmons, atlet NBA asal Australia yang saat awal karier sempat disebut-sebut sebagai penerus LeBron lantaran memiliki kemampuan all-round alias komplet seperti dia.

Big Three Brooklyn Nets Bubar

Ketika awal musim NBA 2022-2023 dimulai, banyak analis memprediksi Kevin Durant, Kyrie Irving, dan Ben Simmons, yang dikenal sebagai Big 3, akan bisa membawa Brooklyn Nets menjadi salah satu tim juara musim tersebut. Namun, dua bulan lalu Kyrie Irving dan Kevin Durant malah hengkang melalui trade, meninggalkan Ben Simmons seorang diri di Nets. Di sisi lain, performa Simmons kini pun menurun signifikan dibandingkan saat ia masih membela Philadelphia 76ers dulu. Ia sekarang tidak lagi dianggap sebagai pemain bintang, malah kini dia tak ubahnya cadangan abadi.

Pelatih Nets, Jacque Vaughn, mengumumkan sekitar tiga minggu lalu bahwa ia akan melakukan perubahan besar pada roster Nets setelah kepergian Irving ke Dallas Mavericks dan Durant ke Phoenix Suns. Meskipun dalam pernyataannya itu ia tidak menyebutkan secara langsung bahwa Simmons akan disingkirkan, Spencer Dinwiddie yang selama ini tampil apik di Dallas sudah pasti akan menjadi point guard (PG) utama pengganti Irving. Seth Curry ditunjuk sebagai point guard cadangan, dan hanya tersisa Cam Thomas dan Ben Simmons yang bersaing di posisi point guard ketiga.

Cam Thomas dan Ben Simmons pun bergantian memperkuat Nets, namun Simmons hingga kini hanya bermain dalam lima pertandingan dan mencatatkan rata-rata 3 poin per game. FYI saja, musim ini gaji Simmons 35 juta USD atau sekitar Rp548 miliar untuk musim ini, setara dengan gaji pemain bintang seperti Pascal Siakam atau Kyrie Irving. Bahkan gaji Simmon lebih tinggi dari Joel Embiid, mantan rekan Simmons di Sixers yang merupakan starting five All-Star tahun ini. Kini, Simmons telah dikeluarkan dari rotasi pemain Nets dan sedang mengalami cedera punggung, meskipun belum diketahui apakah cederanya itu benar-benar terjadi atau pura-pura.

Ben Simmons Kyrie Irving Kevin Durant
Ben Simmons Kyrie Irving Kevin Durant (usatoday.com)

Masalah utama Ben Simmons selama ini adalah ketakutannya untuk melepaskan tembakan ke ring. Banyak video di media sosial yang menunjukkan Simmons enggan menembak, meskipun ruang tembaknya sudah jelas terbuka. Bahkan kini dia juga semakin terlihat ragu untuk melakukan sekdara layup. Selain itu, Simmons juga memiliki masalah mental yang mempengaruhi performanya di lapangan, ia keras kepala dan enggan berkembang. Pada 2019 silam, legenda NBA Kobe Bryant telah memprediksi bahwa karir Simmons akan hancur jika ia tidak mau belajar jump shot. Bryant mengungkapkan apresiasinya terhadap potensi Simmons, namun mengingatkan bahwa ia akan menyesal di kemudian hari jika tak bisa menembak.

Awal Karier Ben Simmons

Mundur ke sejarah hidupnya. Ben Simmons lahir di Australia pada 20 Juli 1996 silam dalam keluarga pebasket. Ayahnya adalah mantan bintang NBL, liga basket profesional Australia. Simmons tumbuh menjadi pemain yang hebat, memiliki tinggi 208 cm yang tidak biasa untuk seorang point guard. Meskipun ia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mencetak angka, badan atletis, sangat lincah, pandai mengumpan, mengatur permaina, dan jago bertahan, ia masih belum terampil dalam menembak. Ketika bersekolah di SMA Montverde, Simmons memimpin timnya menjadi juara 3 kali berturut-turut di kejuaraan nasional, dan dinobatkan sebagai Mr. Basketball USA 2015.

Ia juga dianggap sebagai power forward (PF) SMA terbaik nomor 1 di Amerika. Kemampuan hebatnya dalam mengumpan serta playmaking membuat Simmons dijuluki sebagai the next Magic Johnson dan the next LeBron James. Tak pelak, Simmons sudah dianggap sangat pantas untuk bermain di NBA. Namun, peraturan yang berlaku sejak tahun 2006 menyatakan bahwa pemain SMA harus bermain setidaknya satu tahun di kampus atau liga profesional luar sebelum bisa masuk NBA. Karena itu, Simmons memutuskan untuk bergabung dengan LSU Tigers.

Meskipun ia memimpin semua kategori statistik di timnya, ia tidak memiliki niat serius untuk bermain di LSU dan hanya memiliki IPK 1,8. Ketidakniatan Simmons itu terdokumentasi dalam film berjudul One and Done. LSU gagal lolos ke kompetisi NCAA karena memiliki rekor menang-kalah yang buruk. Meskipun Simmons dianggap sebagai pemain terbaik di timnya, beberapa analis meragukan karakter dan motivasinya. Namun begitu, walau memiliki rekor buruk dengan LSU, Ben Simmons tetap dipilih sebagai pick pertama oleh Philadelphia 76ers di draft NBA 2016. Sayangnya saat latihan pramusim Simmons harus istirahat semusim penuh lantaran alami retak di engkelnya.

Bersinar di Philadelphia 76ers

Joel Embiid dan Ben Simmons
Joel Embiid dan Ben Simmons (cbssports.com)

Musim NBA 2017-2018, Simmons membuktikan kehebatannya saat tampil pertama kali di lapangan. Ia langsung menunjukkan bakatnya dan berhasil meraih penghargaan bergengsi Rookie of the Year pada musim tersebut. Duet Simmons bersama Joel Embiid berhasil mengantarkan Sixers kembali ke playoff setelah absen sejak 2012. Namun sayangnya, perjalanan Sixers di playoff harus terhenti di ronde pertama setelah dikalahkan oleh Boston Celtics. Walaupun perjalanan Sixers di playoff hanya sampai ronde pertama, Simmons tetap dianggap mampu menunjukkan performa luar biasa sebagai seorang pemain rookie.

Musim 2018-2019, Sixers kedatangan bintang baru yaitu Jimmy Butler, yang kemudian membentuk big three anyar bersama Simmons dan Embiid. Ditambah dengan kehadiran Tobias Harris sebagai scorer hebat, Sixers berhasil menempati peringkat keempat regular season. Tak hanya itu, musim itu Simmons berhasil meraih gelar All-Star untuk pertama kalinya. Simmons pun ditahbiskan sebagai salah satu pemain two-way terbaik di NBA dengan rataan mencetak 16,9 point per game, 8,8 rebounds per game, dan 7,7 assists per game, serta memiliki presentase field goal (FG) sebesar 56,3%. Sebagai perbandingan, presentase field goal di atas 50% sudah dianggap sangat efisien.

Baca juga:

Namun sayangnya, walau memiliki catatan-catatan sempurna seperti di atas, Simmons mengalami kendala dalam menembak free throw (FT). Dua musim awalnya, presentase free throw yang ia miliki hanya mencapai 58%, jauh di bawah rata-rata presentase free throw point guard NBA yang mencapai 79%. Simmons bahkan lebih banyak mencetak poin dari jarak dekat saja, karena ia jarang melakukan mid-range jump shot (menembak jarak menengah) atau jauh (long/deep two) dibandingkan musim pertamanya. Meski begitu, kemampuan Simmons di luar kemampuan menembak membuat semua orang terkesan.

Dipulangin Kawhi Leonard di Playoff

Sixers berhasil mencapai ronde kedua playoff 2018-2019, meskipun akhirnya dikalahkan oleh Toronto Raptors lewat tembakan tiga angka yang sangat legendaris dari Kawhi Leonard. Musim 2019-2020, Jimmy Butler hengkang ke Miami Heat dan hanya tersisa duet Simmons-Embiid di Sixers. Pelatih pun mengancam Simmons untuk menembak lebih banyak dari jarak menengah, jauh, dan 3 angka agar bisa bermain lebih efektif di lapangan. Awalnya Simmons mengikuti saran pelatih dan bahkan mendengarkan saran dari Kobe Bryant, namun lama kelamaan ia tidak lagi memperdulikan saran tersebut dan tidak menembak lagi.

Tembakan Legendaris Kawhi Leonard
Tembakan Legendaris Kawhi Leonard (dailymail.co.uk)

Walaupun ketakutan untuk menembaknya semakin memburuk, Simmons tetap berhasil menjadi All-Star dan masuk dalam tim All-NBA Third Team, serta memimpin dalam perolehan steals pada musim NBA 2019-2020. Sayangnya sebelum playoff pada musim yang sama, Simmons mengalami cedera dan tidak dapat bermain, sehingga Sixers tereliminasi di ronde pertama oleh Boston Celtics. Simmons kemudian diberikan kontrak baru oleh Sixers selama 5 tahun dengan nilai 177 juta dolar, atau sekitar 548 miliar rupiah per tahun. Pada musim 2020-2021, Sixers berhasil merekrut shooter Danny Green yang baru saja meraih gelar juara bersama Lakers.

Musim tersebut Sixers semakin membaik, berhasil finis di peringkat satu di wilayah timur. Simmons menjadi motor utama pertahanan Sixers, di mana ia berhasil finis di peringkat dua dalam voting Defensive Player of the Year. Ia juga masuk dalam tim All-Star dan All-NBA Defensive First Team pada musim tersebut. Namun sayangnya rata-rata point, assist, dan rebound-nya mengalami penurunan dibandingkan musim sebelumnya. Ia juga tidak seagresif dulu saat mencetak poin. Simmons tidak hanya enggan untuk menembak jarak menengah, jauh, dan tiga angka, tetapi sekarang ia juga semakin jarang menembak jarak dekat dan layup.

Aib Melawan Atlanta Hawks-nya Trae Young

Saat playoff tiba, Sixers dijagokan akan mudah melibas lawan-lawannya dan melaju ke final wilayah timur mengingat pencapaian mereka pada regular season. Namun kenyataannya Sixers malah kalah secara mengejutkan di ronde dua playoff oleh tim underdog Atlanta Hawks. Penyebab utama kekalahan memalukan tersebut adalah Ben Simmons, di mana presentase free-throw-nya hanya mencapai 33% di seri itu. Bahkan, presentase free-throw-nya itu lebih rendah dibandingkan dengan Ben Wallace yang menjadi pemain dengan presentase free-throw terendah dalam sejarah NBA, yaitu hanya 41%.

Pada saat game lima, Hawks menggunakan strategi Hack-a-Shaq untuk menghadapi Simmons dengan maksud agar dia melepaskan free-throw. Hal itu sebenarnya sudah ditebak karena Simmons memiliki persentase free-throw yang sangat buruk dan Hawks bakal dengan mudah mendapatkan bola. Hal yang lebih memalukan, bahkan tak berlebihan dibilang aib, terjadi pada game ketujuh. Pada menit-menit terakhir di quarter keempat, Simmons tidak berani melakukan layup ketika didekati oleh Trae Young. Sekadar diketahui, Trae Young memiliki tinggi 185 cm, 23cm lebih pendek dari Simmons.

Ben Simmons Takut Trae Young
Ben Simmons Takut Trae Young (Youtube)

Dalam tiga game terakhir dari seri tersebut, Simmons hanya mencoba menembak rata-rata 5 kali saja setiap game, dan hanya 2 yang berhasil masuk ke dalam ring, raihan angka yang benar-benar memalukan. Tereliminasinya Sixers oleh Hawks kala itu membuat Simmons menjadi bahan bully-an hampir semua pencinta NBA hingga dia mengalami masalah mental. Selain itu, pelatih dan rekan setimnya juga terlihat malas untuk mendukung dan membantu Simmons. Karena itu, Simmons bersumpah bahwa dia tidak ingin bermain lagi di Sixers alias minta di-trade.

Gagal Sudah Jadi Next LeBron

Sixers sendiri menuruti permintaannya dengan berusaha menemukan paket trade yang terbaik untuk Simmons, namun tidak ada tim NBA yang ingin menerimanya lantaran sudah dikenal takut menembak. Setelah hampir satu musim berlalu, akhirnya Simmons di-trade ke Brooklyn Nets dalam trade besar yang melibatkan bintang James Harden pada pertengahan musim 2021-2022. Sayangnya Simmons tidak bisa langsung bermain karena mengalami cedera pada punggungnya. Saat playoff round pertama 2021-2022, Nets ketinggalan 2-0 dari Celtics. Simmons sempat berkata ia akan main di game 4.

Pada game 3, Nets malah kalah lagi dan ketinggalan 3-0, alih-alih mengejar ketinggalan mereka. Simmons tiba-tiba menarik kata-kata dia sebelumnya, dengan mengungkapkan tak mau main di game 4. Banyak penggemar NBA yang menduga Simmons tak mau main karena tak ingin ikut malu timnya disapu bersih 4-0. Dugaan para fans itu seperti mengamini attitude buruk Simmons yang sangat licik dan menyebalkan. Sebagaimana di muka telah diungkapkan, Simmons sejak awal dikenal sebagai orang yang tidak mau berkembang dan bukanlah seorang pejuang tangguh

Ben Simmons Cadangan Brooklyn Nets
Ben Simmons Cadangan Brooklyn Nets (thebrooklyngame.com)

Saat diwawancarai dalam podcast J.J. Redick pada September 2022, Simmons menyatakan bahwa ia berharap orang dapat melihat kemampuannya di luar hal mencetak poin. Sayangnya, hal ini tidak terbukti saat ia kembali bermain bersama Nets, yang justru mengalami penurunan performa signifikan. Ia malah kini sering melakukan foul dan bahkan menjadi yang tertinggi dalam rata-rata foul per game, menunjukkan bahwa kemampuan defensifnya sangat buruk. Simmons hanya mampu mencatatkan 6,9 point, 6,3 rebound, dan 6,1 assist saja. Free throw percentage-nya juga hanya mencapai 44%, dan ia hanya bermain selama 19 menit dalam setiap game pada Februari lalu.

Angka-angka point, rebound, assist, dll. di atas merupakan catatan terendah Simmons selama dia berkarier di NBA. Catatan tersebut sekali lagi sangat memalukan bila melihat nilai kontrak Simmons yang selevel dengan pemain bintang NBA lain. Hal tersebut seperti membuktikan bahwa prediksi dan nasihat Kobe tentang Simmons pada 2019 silam benar, yaitu bahwa ia keras kepala dan tidak ingin berkembang serta hanya ingin berada dalam zona nyamannya. Pemain yang sempat digadang sebagai penerus LeBron James, kini malah jadi sekelas cadangan abadi di timnya.

Berita Terkait.